Siapa sangka, momen nunggu cucian beres bisa berubah jadi waktu paling hoki dalam hidup Bu Wati, seorang ibu-ibu tukang finishing di pabrik konveksi pinggiran. Hari itu biasa saja, tak ada yang spesial. Mesin cuci berputar, dan sembari menunggu, Bu Wati iseng buka aplikasi HAPPYMPO yang belakangan ini ramai diperbincangkan di grup WhatsApp ibu-ibu pabrik.
Modalnya cuma 12 ribu—uang recehan sisa belanja seminggu lalu yang sempat ia kumpulkan di celengan plastik warna pink. Pilihannya jatuh ke permainan Sicbo, game dadu yang katanya simpel tapi bisa ngasih kejutan. Awalnya, hanya sekadar coba-coba, sambil menyeruput teh hangat. Tapi siapa sangka, rezeki besar sudah menunggu di balik klik pertama.
Di tengah suara gemericik mesin cuci dan anak-anak yang riuh di halaman, Bu Wati memencet tombol “roll” pertama. Putaran pertama kosong. Tapi bukan kecewa, ia malah ketawa sendiri. “Namanya juga iseng,” katanya. Tapi di putaran ketiga, angka triple enam muncul, dan saldo langsung melonjak jadi ratusan ribu.
“Rasanya kayak nemu uang di saku celana yang udah lama nggak dipakai,” ucapnya. Momen itu bikin Bu Wati ngerasa ada sesuatu yang beda di hari itu. Ia teruskan mainnya, tetap santai, tetap sambil ngelipet baju yang udah kering. Dan dalam waktu kurang dari sejam, angka di saldonya menembus 19 juta rupiah.
Kalau ditanya, Bu Wati sendiri mengaku nggak pakai strategi rumit. Tapi ia punya kebiasaan: main sambil ngerjain pekerjaan rumah, jangan terburu-buru, dan berhenti kalau sudah cukup. “Aku tuh nggak pernah maksain, kalau hati bilang cukup ya udahan,” katanya sambil senyum.
Ternyata, kebiasaan sederhana ini jadi semacam "pola hoki" versinya sendiri. Ia juga selalu main di waktu yang menurutnya “tenang dan adem”—biasanya pagi atau sore hari, bukan tengah malam. “Kalau badan capek, pikiran juga ikut kusut. Jadi main pun nggak fokus,” tambahnya.
Buat Bu Wati, kemenangan ini bukan sekadar angka di layar. “Aku nggak mau keasyikan. Uang ini langsung aku tarik, buat bayar utang koperasi dan beliin mesin setrika yang udah ngadat,” ceritanya. Ia nggak buru-buru pasang ulang, justru istirahat dulu sambil menikmati hasilnya.
Dari pengalaman ini, ia belajar bahwa segala sesuatu punya waktunya sendiri. Kadang rezeki datang dari arah yang tak terduga, bahkan dari tombol kecil di aplikasi ponsel. Yang penting tetap sabar, tahu batas, dan jangan tergoda euforia sesaat.
Banyak orang berpikir bahwa game online hanya buang-buang waktu. Tapi cerita Bu Wati membuktikan bahwa dengan pendekatan yang santai dan niat yang jernih, sesuatu yang iseng pun bisa jadi ladang rezeki. Apalagi jika disertai rasa syukur dan niat baik di baliknya.
Modal 12 ribu mungkin terdengar receh, tapi bagi Bu Wati, itu cukup buat mengubah banyak hal. Ia nggak berubah jadi orang yang berbeda, tetap bantu tetangga jemur cucian, tetap ke pabrik tiap pagi. Hanya saja, sekarang senyum di wajahnya lebih lebar, karena tahu bahwa keberuntungan itu nyata.
Dari kisah Bu Wati, kita bisa tarik satu benang merah: rezeki bukan soal angka besar atau teori strategi yang rumit. Tapi lebih ke sikap yang tulus, waktu yang pas, dan keberanian untuk mencoba. Tidak semua orang bisa menang besar, tapi setiap orang punya peluang jika tahu kapan harus mencoba dan kapan harus berhenti.
Dan seperti kata Bu Wati, “Yang penting jangan serakah. Kalau udah cukup ya cukup. Sisanya buat hidup tenang dan bantu yang lain.” Sebuah pesan yang sederhana tapi penuh makna. Karena pada akhirnya, permainan apa pun hanyalah alat, yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya.